Tuesday, December 17, 2013

Non - Verbal

Ada berbagai macam cara berkomunikasi non-verbal seperti Body Communication, Facial Communication, Eye Communication dan Touch Communication.
Setelah mempelajarinya, saya jadi mengerti bahwa komunikasi non-verbal dapat menunjukkan bagaimana perasaan orang yang sedang kita ajak komunikasi, kita dapat mengetahui orang yang kita ajak berkomunikasi merasa gugup, senang, tidak nyaman, dan sebagainya dari gerakan - gerakan yang ia lakukan saat berkomunikasi dengan kita. 
Dari keempat cara komunikasi non-verbal tersebut, salah satu yang pernah saya alami adalah mengenai masalah Body Communication. Body Communication sendiri ada 5 tipe gerakan yang dapat menyebabkan masalah komunikasi interpersonal yaitu :
  1. Emblems, menerjemahkan kata (memberi tanda ok dengan tangan).
  2. Illustrators, memberi ilustrasi dengan gerakan tubuh / tangan (lingkaran : menggerakkan tangan secara melingkar).
  3. Affect Display, menunjukkan perasaan yang dialami (bahagia, terkejut, takut, sedih dll).
  4. Regulators, memberi semacam arahan dengan gerakan tangan atau ekspresi muka (pelan - pelan, lanjutkan dll).
  5. Adaptors, memenuhi beberapa kebutuhan (menggaruk - garuk kepala).
Masalah yang saya alami berhubungan dengan Regulators. Kejadiannya saat Service Learning di mana saya dan teman saya yang bertindak sebagai operator saling salah paham dengan gerakan tangan yang saya berikan. Ketika saya melambaikan tangan untuk meminta bantuan teman untuk membantu salah seorang guru yang kesulitan teman saya mengira saya meminta untuk lanjut ke halaman slide selanjutnya, sedangkan ketika saya melambai untuk melanjutkan slide ke halaman selanjutnya teman saya mengira itu hanya lambaian biasa untuk memanggil teman yang lain. Solusi yang saya lakukan adalah saya tidak hanya melambaikan tangan saja namun juga berkata next untuk memberi tahu bahwa saya meminta untuk melanjutkan ke halaman slide selanjutnya.

Monday, December 16, 2013

Verbal

Setelah mempelajari materi mengenai verbal, saya jadi mengetahui bahwa ada 3 sikap komunikasi yang kemungkinan dimiliki oleh tiap - tiap orang . Sikap itu adalah :

  • Aggressive, sikap yang menganggap diri / pendapatnya selalu dan pasti benar.
  • Assertive, sikap yang menganggap bahwa diri / pendapatnya benar namun masih dapat mendengar dan mempertimbangkan pendapat dari orang lain.
  • Non-Assertive, sikap yang dikatakan passive, cenderung membiarkan orang lain melanggar hak mereka.
Jika dianalisa berdasarkan ketiga sikap tersebut, saya merasa bahwa diri saya termasuk orang yang memiliki sikap Assertive. Saya selalu yakin tentang apa yang saya yakini benar namun saya tidak menolak jika orang lain menyampaikan pendapatnya, justru jika pendapat mereka juga baik dan benar saya tentu akan menerima pendapat tersebut. 
Menurut saya dari ketiga sikap tersebut yang paling baik dan benar adalah Assertive, bukan karena saya pribadi bersikap seperti itu namun jika dibandingkan dengan kedua sikap yang lain Assertive-lah yang paling dapat menerima tanggapan orang lain yang mungkin lebih berguna, namun juga percaya akan kemampuan diri mereka sendiri. Bandingkan dengan Non-Assertive yang passive, tidak berani menyampaikan apa ide - ide mereka justru membiarkan orang lain menyampaikan ide - ide / pandangannya. Bandingkan pula dengan Aggressive di mana sikap ini selalu menganggap diri benar sehingga tidak dapat menerima saran / pendapat orang lain yang mungkin dapat membuatnya lebih berhasil dan lebih baik.

Selain itu saya juga belajar mengenai Inclusion dan Exclusion. Inclusion adalah menggunakan bahasa yang umum sehingga dapat dimengerti semua kalangan. Exclusion adalah menggunakan bahasa tertentu sehingga hanya orang - orang tertentu yang dapat mengerti. Contohnya ketika saya melakukan Service Learning, saya menggunakan Inclusion untuk mengajar para guru tentang Microsoft Word yang sebagian besar masih belum mengenal dengan bahasa - bahasa dalam Microsoft Word. Namun ketika berbicara dengan teman - teman kelompok saya ketika mempersiapkan presentasi Service Learning saya menggunakan Exclusion di mana semua anggota kelompok saya paham tentang apa yang saya bicarakan.

Listening

Listening adalah proses menerima, memahami, mengingat, mengevaluasi, dan menanggapi komunikasi. Ada berbagai macam style dalam listening yaitu :
  • Empathic-objective listening
  • Nonjudgmental-critical listening
  • Surface-depth listening
  • Active-inactive listening
Salah satu yang pernah saya alami adalah masalah Empathic-objective listening. Empathic-objective listening adalah listening yang mengacu pada sejauh mana anda fokus pada perasaan lawan bicara anda. Contoh yang pernah saya alami itu adalah : Ketika saya berbicara dengan teman saya yang baru saja kecelakaan motor, saya berusaha untuk juga merasakan apa yang dialaminya. Ia mengatakan tidak berani untuk bercerita kepada orang tuanya karena takut dimarahi oleh orang tuanya, saya pun berusaha untuk merasakan jika saya di posisinya dan mengatakan untuk membantunya menjelaskan pada orang tuanya tentang apa yang dialaminya.

Perceptual Accentuation

Perceptual Accentuation adalah suatu keadaan di mana kita dalam melihat / menilai sesuatu berdasarkan apa yang ingin kita lihat / inginkan. Hal tersebut dapat menyebabkan keuntungan dan juga kerugian bagi hidup kita. Keuntungan yang dapat kita peroleh adalah dapat melihat dan mengingat segala sesuatunya secara positif. Selain itu kita juga dapat mengerti orang lain suka atau tidak suka dengan kita dengan prinsip ini. Kerugiannya adalah kemungkinan kita dapat salah dalam menilai suatu hal karena selalu melihat atau menilai berdasarkan apa yang ingin kita lihat, contoh : saya menilai teman - teman saya baik dan benar, ketika salah satu teman saya terkena kasus dan harus berurusan dengan polisi saya tetap menganggap dia benar walaupun sebenarnya dia salah.
Biasanya konsep ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan / kebaikan yang ada dalam diri seseorang sehingga dapat menarik orang lain menjadi teman / sahabat atau digunakan untuk menarik minat pelanggan dalam dunia kerja.

Noise

Noise adalah gangguan atau hambatan - hambatan yang dapat menyebabkan proses komunikasi terhambat. Ada 4 macam noise yaitu semantic, physiological, psychological, dan physic. Semantic yaitu noise yang disebabkan sender atau receiver dalam mengemukakan atau menerima terjadi gangguan dalam hal pemaknaan pesan. Physiological yaitu noise yang disebabkan karena sender atau receiver terkendala kondisi tubuh seperti bisu atau tuli. Psychological yaitu noise yang disebabkan karena aspek psikologis yang dialami oleh sender atau receiver, contoh : orang yang mood-nya sedang tidak baik, apa yang disampaikan terkandung unsur emosi. Sedangkan Physic yaitu noise yang disebabkan oleh lingkungan sekitar. Dari keempat masalah itu saya mengambil contoh satu yang pernah saya alami yaitu Physic dalam keluarga di mana pada saat itu saya berbicara dengan mama saya yang berada di dapur dan saya di ruang keluarga. Mama saya tidak dapat mendengar jawaban dari saya karena saat itu sedang menggoreng sesuatu sehingga tidak dapat dengan jelas mendengar suara saya karena suara minyak yang sedang digunakan untuk menggoreng. Contoh percakapan :
Mama : Al, kamu nanti mau keluar jam berapa?
Saya : Jam 11 ma.
Mama : (Suara minyak goreng) Jam berapa?
Saya : Jam 11 !!
Mama : Jam 12?
Saya : Jam 11 ma! Jam 11.
Solusi dari masalah tersebut adalah seharusnya untuk menjawab pertanyaan mama saya tersebut, saya harus mendekat ke dapur sehingga mama saya dapat mendengar dengan jelas dan pasti apa yang saya ucapkan, sehingga tidak perlu terjadi masalah komunikasi seperti hal tersebut.

Self (Johari Window)

Analisa diri saya berdasarkan konsep dari Johari Window. Dari konsep Johari Window ada 4 model yang dapat digali dari dalam diri saya. Pertama, tentang open self (saya tahu, orang lain juga tahu), dalam hal ini saya mengambil contoh saya memiliki hobi bermain basket yang saya tahu dan orang lain (teman dan orang tua) tahu. Selain itu saya juga memiliki kebiasaan untuk menunda pekerjaan yang juga di ketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Kedua, tentang blind self (saya tidak tahu namun orang lain tahu), dulu saya tidak percaya diri akan kemampuan saya dalam memimpin suatu kelompok, namun pada saat smp, guru – guru saya menilai saya mampu untuk memimpin dan memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi ketua kelas selama 3 tahun berturut – turut serta menjadi pemimpin upacara, dari situ saya mengetahui bahwa saya memiliki kemampuan akan memimpin dan menerima tanggung jawab. Ketiga, adalah hidden self (saya tahu namun orang lain tidak tahu), saya memiliki kelemahan dalam hal belajar dengan cara listening / mendengar secara langsung, saya lebih bisa mengerti jika belajar secara visual. Terakhir adalah tentang unknown self (saya dan orang lain sama – sama tidak tahu), awalnya saya dan guru olahraga sma saya tidak tahu bahwa saya dapat bermain voli, setelah mencoba bermain saat olahraga saya dan guru saya jadi tahu bahwa saya bisa bermain voli juga dapat kesempatan untuk ikut berlomba dengan tim voli sekolah.